Unhas Jadi Ketua Pengaju Pusat Unggulan Iptek Koridor Sulawesi

Tim Verifikasi Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PU Iptek) bertandang ke Unhas dalam rangka memverifikasi PU Rumput Laut yang merupakan kerjasama antara Unhas dan beberapa lembaga di Sulawesi, selasa (11/08) di Ruang Rapat B lantai 4 Gedung Rektorat Unhas. Sebagai salah satu nominator dalam PU Iptek, Pusat Unggulan Rumput Laut yang merupakan salah satu pusat unggulan yang dikembangkan pada koridor Sulawesi ini telah sampai pada tahapan reevaluasi pada seleksi insentif pengembangan pusat unggulan Iptek di Indonesia.

PU Iptek sendiri, merupakan suatu organisasi yang berdiri secara sendiri maupun berkolaborasi dengan organisasi lainnya (konsorsium) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset bertaraf nasional dan internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna iptek.Pengembangan PU iptek sendiri merupakan salah satu inisiatif strategi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Inisiatif tersebut sesuai dengan Perpres No. 32 Tahun 2011 mengenai pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi yang didorong melalui pengembangan SDM dan Iptek yang sesuai untuk peningkatan daya saing.

Pusat Unggulan Rumput laut dengan nama Pusat Riset dan Pengembangan Rumput Laut atau Centre For Seaweed Research and Development (CSRD) untuk koridor Sulawesi ini, menempatkan Unhas sebagai ketua Pengaju dari pusat unggulan tersebut.

Pengajuan usulan pusat unggulan ini telah dicanangkan sejak tanggal 11 Mei 2012 lalu dengan kerjasama 3 lembaga antara Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Prov. sulsel, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Maros dan Universitas Hasanuddin (UNHAS). Namun, Setelah melalui verifikasi, dan penerimaan usulan saran, Task Force yang dibentuk FIKP unhas ini kemudian mengajak lembaga lain yang juga memiliki kompetensi dengan bidang tersebut untuk bergabung menjadi konsorsium PU rumput laut tersebut.

Adapun 9 anggota konsorsium dalam PU tersebut adalah Fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan (FIKP) UNHAS, Fakultas Farmasi UNHAS, BALITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan, BPPBAP Maros, Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Takalar, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Politeknik Ujung Pandang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil serta Asosiasi Petani dan Pengusaha Rumput Laut Indonesia (ASPPERLI).

Pusat Riset dan Pengembangan Rumput Laut untuk koridor Sulawesi dikembangakan dengan melihat Sulawesi sendiri sebagai daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia. Untuk Sulawesi Selatan saja produksi rumput laut sudah mencapai 1.517.690 ton. Selain itu, didasarkan pada tema pembangunan koridor ekonomi pada koridor Sulawesi yakni pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, migas dan pertambangan nasional. Rumput laut merupakan produk unggulan yang berkaitan dengan kegiatan di sektor perikanan.

Menurut ketua Task Force Pusat Riset dan Pengembangan Rumput Laut, Dr. Ir. Gunarto Latama, Msc., hingga saat ini PU tersebut masih dalam tahapan seleksi reevaluasi. Untuk lolos seleksi menjadi PU iptek atau PU iptek dalam Pembinaan, Pusat Riset dan Pengembangan Rumput Laut ini telah terlebih dahulu menyisihkan 23 PU iptek yang mendaftar dan saat ini telah memasuki tahapan seleksi 10 besar PU.

“saya optimis PU ini nantinya dapat lolos seleksi untuk menjadi salah satu dari 8 PU iptek yang akan diterima” ungkapnya.

Kegiatan yang akan dilakukan oleh PU ini nantinya berhubungan dengan penelitian dari hulu sampai hilir, mulai dari budidaya hingga pembuatan bahan-bahan aktif dan menghasilkan bahan yang siap pakai. Sedangkan hasilnya berupa produk atau teknologi dari bidang kajian masing-masing konsorsium.

“Hasil dari pusat unggulan ini nantinya, setiap lembaga yang menjadi anggota konsorsium akan bekerja dan menghasilkan produk atau teknologi yang berhubungan dengan bidang kajian mereka masing-masing” ungkap Gunarto.

Adapun yang akan menjadi Bidang kajian pusat unggulan ini terdapat 6 bidang yaitu produksi bibit unggul, teknologi pembesaran, penanggulangan hama penyakit, manajemen dan lingkungan, pemanfaatan, pascapanen dan pengolahan serta aspek sosial dan ekonomi.

Menyoal dana operasional untuk pusat unggulan ini Gunarto menerangkan nantinya akan mendapat suntikan dana dari Kemenristek pertahunnya.

“Jadi nanti dana pertahun dari Kemenristek dalam bentuk penelitian, pembinaan SDM, seperti pelatihan ke luar negeri” katanya. (JP/Humas Unhas)

Silahkan komentar dengan santun

Comments

About mresha 43 Articles
resha.web.id